KISAH RADEN RAHMAT (SUNAN AMPEL)
 |
| RADEN RAHMAT Sunan Ampel |
Assalmu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Sahabat, diartikel sebleumnya KABARBARU,NET telah mengupas kisah perjuangan dakwah wali songo Sunan gresik, klik disisni untuk membaca kisah perjuangan dakwah sunan gresik.
Pada artikel kali ini KABARBARU,NET akan mengupas kisah perjuangan dakwaah Raden Rahmat (Sunan Ampel). simak terus ya.
Raden Rahamat (Sunan Ampel) ini berdakwah di masa kerajaan Majapahit yang sedang jaya-jayanya, suatu hari Sunan Ampel ingin bertemu dengan salah satu Istri Raja Brawijaya. yang berasal dari Cempa, Setelah melalui lobi yang dilakukan penguasa Gresik kepada pihak kerajaan Majapahit, akhirnya Sunan Ampel bisa bertemu dengan Raden Brawijaya dan Istrinya, yang bernama Ratu Dwarawati.
Sunan Ampel pun menceritakan pengalamannya selama menempuh perjalanan hingga sampai di Majapahit. Sunan Ampel bercerita bahwa Ia telah berdakwah di daerah cempa, Sunan Ampel mengenal banyak para penguasa di Cempa, hal ini pun menarik simpati Raja Brawijaya, apalagi Sunan Ampel bercerita panjang lebar tentang kemajuan kerajaan Cempa.
Dibalik kejayaan kerajaan Majapahit tyernyata tabiat para bangswannya semakin buruk, Banyak upeti dari kadipaten dikorup oleh mereka, dan saling merebut kekuasaan. Hal ini dikeluhkan oleh Raja Brawijaya kepada Sunan Ampel. kemudian Sunan Ampel pun menjawab keluhan Raja Brawijaya dengan bijak, Sunan ampel memberikan masukan agar para bangsawan diajarkan tentang budi pkerti yang mulia dan kebenaran.
Kepada ornag awam, sunan Ampel berdakwah secara sederhana, dakwah yang memungkinkan mereka bisa menerima dan melaksanakan ajaran Islam. falsafah atau ajaran Moh limo (tidak melakukan lima hal)
1. Moh Main arinya tidak boleh main judi
2. Moh Ngumbe artinya tidak boleh meminum minuman keras atau memabukan
3. Moh Maling artinya tidak boleh mencuri
4. Moh Madat artinya tidak boleh mengisap sabu atau ganja
5. Moh Madon artinya tidak boleh bermain wanita, maksudnya tidak boleh berzina
Ajaran inilah yang diterapkan orang islam. dan kemudian ajaran inilah akhirnya juga menjadi peraturan kerajaan Majapahit oleh Raja Brawijaya.
Suatu ketika Raja Girindra Wardhana penguasa kerajaan kadiri akan menyerang Majapahit. Raaja Brawijaya merasa cemas karena pasukan Majapahit pada saat itu terbilang lemah, akhirnya Raja Brawijaya membritahu kepada Aryo Dillah putra Raja Brawijaya sekaligus bupati di Glagah Wangi. Mendengar kabat tersebut Aryo Dillah segera menemui Sunan Ampel di Ampel denta.
Kemudian Sunan Ampel memberikan siasat, karena jika benarf terjadi Raja Girindra Wardhana penguasa kerajaan kadiri menyerang Majapahit maka Glagah wangi sebagai pusat pemerintahan islam yang bernaung di kerajaan Majapahit pun akan hancur. Aryo Dillah pun melaksanakan siasat itu, dimana Aryo Dillah merubah nama Glagah wangi menjadi Demak Bintoro, dan Aryo Dillah pun menjadi rajanya kemudian dkenal dengan nama Raden Patah, Demak merupkan kerajaan Islam satu-satunya di tanah Jawa.