Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEJARAH SINGKAT | PERAN SANTRI DAN KIYAI DALAM KEMERDEKAAN INDONESIA

 


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatu

Sahabat KABAR BARU, mumpung masih suasana Hari Santri Nasioanal di artikel kali ini kita akan menambah pengetahuan mngenai Perjuangan para santri dan kiyai dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Simak ya sampai selesai hehe

Peran ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, merupakan sejarah panjang yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Berangkat dari pengalaman kelembagaan pesantren yang lama dipimpinnya, ulama hanya memiliki makna lawannya adalah imperealis Barat, yakni kerajaan Protestan Belanda dan pemerintahan kolonial Belanda. Oleh karena itu, fokus perhatiannya dalam mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 hanya dengan angkat senjata dalam organisasi kesenjataan, baik dalam Laskar Hizbullah, Sabilillah bersama BKR, TKR, TRI, TNI, selama perang kemerdekaan 1365-1369 H/ 1945-1950 M, melawan Tentara Sekutu Inggris dan NICA.1

Setelah berjuang ratusan tahun melawan kolonialisme, Indonesia dengan tegas menyatakan kemerdekaannya setelah Soekarno-Hatta membacakan naskah proklamasi Republik Indonesia. Namun, kemerdekaan itu tidak berlangsung lama. Pada tanggal 15 September 1945, tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies) untuk melucuti tentara Jepang yang sudah kalah perang. Tentara Inggris membawa misi titipan untuk mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai jajahan Hindia Belanda.

Tepatnya tanggal 22 Oktober 1945, Senin Pahing, 15 Dzulqaidah 1364. Terjadi peristiwa yang merupakan rangkaian sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme, peran ulama dalam menegakkan dan mempertahankan proklamasi berdampak para kiai dan santri dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, membanjiri kota Surabaya, berdasar amanat berupa pokok-pokok kaidah tentang kewajiban umat Islam dalam jihad mempertahankan tanah air dan bangsanya yang disampaikan Rais Akbar Hasyim Asyari, dalam rapat PBNU yang dipimpin ketua besar KH Abdul Wahab Hasbullah, menetapkan satu keputusan dalam bentuk resolusi yang diberi nama “Resolusi Jihad Fi Sabilillah”.

Resolusi jihad yang diekeluarkan oleh para ulama merupakan ruh dari peristiwa 10 November 1945. Fatwa itu dikeluarkan 20 hari sebelum meletusnya peristiwa yang diperingati sebagai hari pahlawan. Dalam membahas resolusi untuk mempertahankan kemerdekaan. Para ulama se-Jawa dan Madura berkumpul di salah satu bangunan yang saat ini berlokasi di Jalan Bubutan VI/2 Surabaya. Ditempat tersebutlah para ulama mencetuskan Resolusi Jihad fii Sabilillah sebagai salah satu cara mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman sekutu

Begitulah sejarah singkat mngenai Perjuangan para santri dan kiyai dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semoga bermanfaat

Wassalamu’alikum warahmatullahi wabarakatu